Tantangan Guru di Era Digital: Aman Atau Bahaya?

Era digital ditandai dengan maraknya teknologi.

Lalu, apa saja yang menjadi tantangan guru di era digital ini?

Dalam tulisan ini, saya akan membagikan beberapa informasi dan apa saja tangangan yang dihadapi guru di era digital ini.

Saya diklinko, mari ikuti penjelasan ini.



Era digital dilambangkan dengan betapa maraknya penggunaan teknologi di dalamnya.

Setiap hari, tiap jam, tiap menit, teknologi kian berkembang.

Perkembangan itupun menghadirkan berbagai alat teknologi yang semakin canggih.

Bukti dari canggihnya teknologi yang ada semakin mempersempit gerakan manusia.

Misalnya, dalam hal berkomunikasi.

Seseorang lebih mudah dalam menggunakan teknologi tanpa harus bertemu.

Hal ini juga merembet kepada para peserta didik di lembaga sekolah.

Hal ini tentu menjadi perhatian tersendiri, terutama bagi seorang guru.

Lantas, apa tantangan guru di era digital ini?



Tantangan Penggunaan Ponsel

Tidak diragukan lagi, bahwa ponsel memang dapat memberikan hal positif terhadap kehidupan manusia.

Hal ini, dapat membantu siswa dalam berkomunikasi.

Era digital ini, penggunaan ponsel merupakan hal yang sudah biasa dan setiap orang dewasa, akan memilikinya.

Berapa banyak pengguna ponsel di Indonesia?
Pengguna ponsel di Indonesia yang terdaftar, mencapai angka 371,4 juta dari jumlah populasi sebesar 262 juta jiwa untuk tahun 2017.

pengguna-ponsel-di-indonesia

Ini angka yang melebihi dari populasi Indonesia.

Artinya, dalam setiap orang diperkirakan memiliki 1,4 telepon seluler.

Ini karena terkadang, setiap orang menggunakan lebih dari 1 buah kartu ponsel.

Sedangkan siswa di seluruh Indonesia dalam tahun ajaran 2017/2018 berkisar di angka 45,9 juta.

Ini berdasarkan rincian dari tiap-tiap jenjang, yakni SMA sebanyak 4,8 juta, SMK sebesar 4,9 juta, SMP sebesar 10,1 juta, dan sekolah dasar (SD) di angka 25,5 juta.

jumlah-siswa-di-indonesia

Tidak terbayangkan, bila seluruh siswa ini memiliki ponsel dalam kesehariannya.

Tetapi, ini nyatanya.

Terkadang, diberbagai tempat ditemui siswa yang menggunakan ponsel mereka.

Data ini sebagai gambaran, betapa maraknya penggunaan ponsel, termasuk bagi para peserta didik.

Ini adalah tantangan bagi seorang guru dalam mengajar mereka.

Apa yang dapat dilakukan guru?
Ide yang bagus bila melarang melarang siswa menggunakan ponsel selama berada sekolah.

Seperti yang diberitakan melalui laman kompasiana.com, Gubernur NTB akan melarang penggunaan HP bagi siswa sejak tahun 2017.

tantangan-guru-larangan-penggunaan-ponsel-siswa

Tetapi menariknya, dalam berita di atas dijelaskan bahwa akan disediakan telepon agar siswa tetap dapat terhubung dengan orangtuanya.

Ini merupakan opini yang brilian.

Hal ini akan mengurangi berbagai kekhawatiran terhadap penggunaan HP bagi siswa.

Mungkin dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau bahkan diterapkan juga di daerah-daerah lainnya.



Tantangan Terhadap Penggunaan Sosial Media

Siapa sangka, penggunaan sosial media begitu ramai di Indonesia.

Data terbaru yang ditemui, yaitu tahun 2019, didapati jumlah pengguna sosial media di Indonesia.

Bila pada gambar sebelumnya (2017) hanya mencatat angka di 105 juta jiwa pengguna social media, pada tahun 2019 jumlahnya berkembang pesat.

pengguna-social-media-indonesia

Data ini memperlihatkan bahwa semakin berkembangnya teknologi, turut berkembang pula penggunaan sosial media.

Pada dasarnya, perkembangan ini dinilai baik.

Namun terkadang, terdapat sisi dimana penggunaan sosial media ini dianggap hal yang mengkhawatirkan.

Sebagai contoh, sebuah kasus yang dimuat dalam laman berita dari merdeka.com, yang memberitakan bahwa remaja 14 tahun diperkosa.

pemerkosaan-melalui-sosial-media

Berita ini dipublikasikan pada Selasa, 10 November 2015 dengan Reporter Desi.

Dalam beritanya, dijelaskan bahwa remaja putri yang berusia 14 tahun diperkosa oleh kenalan barunya yang sebelumnya berkenalan melalui sosial media.

Ini sangatlah menyedihkan.

Berapa banyak pengguna sosial media berdasarkan usia?
Keadaan di atas, memiliki relefansi dengan usia pengguna sosial media.

Lihatlah data berikut ini:

penggunaan-digital-siswa-tantangan-bagi-guru-digital

Ini memberikan gambaran bahwa setengah dari seluruh pengguna sosial media diperankan oleh usia 19-34 tahun.

Angka ini merupakan hitungan rata-rata yang bersumber dari databoks.katadata.co.id.

Keadaan ini semakin memperkuat anggapan bahwa peran guru sangat penting dalam menyeimbangkan penggunaan sosial media siswa.

Disinilah yang menjadi letak tantangan guru di Era digital ini.

Maraknya penggunaan sosial media bagi para peserta didik ini, semakin mengharuskan guru untuk lebih ekstra memperhatikan aktivitas siswa.

Disamping itu, dirasa perlu diberikan pengarahan yang lebih jelas terhadap peserta didik agar lebih berhati-hati dalam menggunakan sosial media.

Lalu, apa yang harus dilakukan guru?
Dirasa, Ini tidak terbatas.

Kreatifitas yang tinggi sangat diharapkan hadir dalam diri seorang guru.

Untuk permasalahan ini, diperlukan sebuah pendekatan yang berbeda bagi para peserta didik.

Sebagai solusi, dapat juga memperhatikan tentang pendekatan saintifik di sekolah.

Dengan aktifnya siswa dalam kegiatan belajar mereka, tentunya akan lebih memperbaiki minat belajar mereka.

Tetapi, tidak hanya terbatas pada hal ini saja.



Tantangan Terhadap Penggunaan Internet

Kebanyakan orang, lebih menyukai internet sebagai tempat untuk mereka bertanya sesuatu.

Mari kita ambil sebuah contoh.

Saya pernah mencari tahu tentang seberapa banyak orang mencari "kerajaan Islam di Indonesia".

Ini ada dalam pelajaran para siswa di sekolah.

Hasilnya, mengejutkan.

pencarian-siswa-di-internet

Untuk sebuah kata kunci tentang kerajaan Islam di Indonesia, ternyata memiliki nilai pencarian yang tinggi.

Dalam satu bulan, kata kunci itu menghasilkan 12.000 pencarian di Google SERP.

Data ini diambil dari layanan Neil Patel, salah satu Pakar SEO yang berasal dari London).

Ini angka yang luar biasa (dalam kurun waktu satu bulan).

Hasil ini, memberi arti bahwa siswa juga cenderung mencari sesuatu di Internet global.

Tetapi, internet adalah wadah yang sangat terbuka bagi para peserta didik itu.

Bila tidak dikondisikan dengan baik, hal ini justru akan membawa dampak buruk bagi para peserta didik itu sendiri.

Oleh karena itu, ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru.

Bagaimana guru dapat mengkondisikannya?
Lagi-lagi, ini bukanlah perkara yang tetap.

Tidak ada hal yang pasti disini.

Tentunya, hal ini mengharapkan kreatifitas guru dalam menggiring opini siswa untuk mengandalkan pikirannya dalam belajar, dan menghilangkan sifat instan dalam dirinya.

Internet, adalah sesuatu yang instan.

Seseorang akan menemukan hal yang dicarinya hanya dengan menuliskan di Internet.

Pembelajaranlah yang perlu ditingkatkan.

Desain pembelajaran yang aktif dan jauh dari rasa membosankan, tentunya akan membuat tantangan tersendiri bagi para peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar.

Hal ini akan mendatangkan nilai baru bagi para peserta didik itu untuk lebih mengedepankan proses berpikir mereka.

Solusi lain:
Mengedepankan referensi yang berasal dari buku disetiap tugas mereka.

Ini adalah ide yang bagus.

Mengenalkan dan membelajarkan siswa untuk ke perpustakaan adalah langkah yang tepat untuk meminimalisir penggunaan internet bagi para siswa.

Terlepas dari bagaimana kondisi perpustakaan yang ada, tetap saja perpustakaan adalah gudang ilmu yang objektif.

Guru, dapat meluangkan waktu untuk mengajak siswa untuk belajar disana.

Tidak dapat dipungkiri, teknologi memang pada dasarnya senantiasa berkembang.

Itu menyesuaikan dengan kebutuhan manusia yang belakangan ingin yang serba instan.

Hal yang perlu dilakukan adalah, mengkondisikannya agar ditempatkan pada tempatnya.

Tetapi, apapun usaha itu, tentu tidak terlepas dari peran orangtua sebagai pilar utama dalam perkembangan siswa.

Peranan baik dari guru di sekolah, tidak akan bernilai bilamana tidak sejalan dengan para orangtua siswa di rumah.

Itulah mengapa setiap lembaga sekolah memerlukan kerjasama dengan para orangtua siswa.

Bagaimana dengan kondisi siswa di tempat anda bertugas?

Adakah sesuatu yang baru?

Beritahu saya tentang itu, dan tuliskan dalam kolom komentar.

0 komentar