Cara Menghadapi Siswa Yang Pendiam

Saya pikir, anda juga pernah menemukan siswa yang pendiam.

Apakah itu hal yang baik, atau justru hal yang buruk?

Singkatnya: Jika Anda ingin menegtahui tentang cara menghadapi siswa yang pendiam, anda akan menyukai cara ini.

Mari kita mulai.


Sifat Pendiam

Tahukah anda tentang sifat pendiam?

Jika anda melihat di KBBI Online, kata berasal dari kata diam, yang berarti tidak bersuara (diam).

Defenisi ini sangatlah sederhana.

Saya tahu, bahwa anda sudah lebih dulu memahaminya.

Tetapi, benarkah ini hanya sebuah sifat?

Atau hanya kelakuan yang disengaja saja?

Saya menemukan jawaban tentang hal ini.

Saya sependapat dengan apa yang dijelaskan dalam halaman quora.com

Mereka menjelaskan tentang sifat pendiam dan mendapat jawaban atas pertanyaan yang sebelumnya saya tanyakan.

Dalam halamannya, saya memetik satu buah poin, yaitu:

Pendiam itu belum tentu introver, sedangkan introvert sudah pasti pendiam.

Ini ide yang bagus.

Intinya, sifat pendiam yang dimiliki seseorang perlu dianalisa, apakah itu melekat dalam dirinya, atau dapat dirubah.

Itu poinnya.

Selanjutnya, bagaimana bila pendiam itu terdapat dalam diri siswa.

Siswa Pendiam

Siswa akan lebih bermanfaat bila ia tidak berdiam saja di dalam kelasnya.

Saya pikir, itu yang ada dipikiran masing-masing guru.

Guru, tentunya mengharapkan siswanya untuk lebih dapat mengungkapkan hasil pikirannya demi kebaikan dalam proses belajarnya.

Tetapi, ini benar-benar fakta yang terjadi di lapangan.

Bahkan, pada setiap sekolah, mungkin mengalami hal ini.

Hal itu adalah wajar, karena pada dasarnya tiap-tiap manusia memiliki sifat dan kepribadian yang berbeda-beda.

Jadi, bagaimana dengan siswa yang pendiam?

Itu bukanlah pilihan terbaik.

Sejatinya, siswa harus benar-benar aktif dalam kegiatan belajarnya.

Disinilah guru mengambil peran.

Mengapa itu dikatakan bukan pilihan terbaik?

Dalam dunia pendidikan, ada dua term yang paling sering dikenalkan, yaitu stimulis dan respon.

stimulus-respon

Dalam kegiatan belajar mengajar, tentu ada stimulus dan respon.

Disini tidak akan dijelaskan lebih dalam lagi tentang istilah keduanya itu.

Mungkin anda sebagai guru sudah mengetahui lebih dalam tentang hal ini.

Keduanya itu adalah kegiatan yang umumnya terjadi dalam sebuah kelas saat belajar.

Ini sangatlah penting.

Saat guru berada di depan kelas dan menjelaskan pelajarannya, siswa berada pada posisi diam dan mendengarkan.

Itu adalah idealnya.

Setelah sang guru menjelaskan pelajarannya, lalu dibutuhkan sebuah respon dari siswa atas apa yang didengarnya.

Ini akan berbuah banyak ragam, seperti timbulnya pertanyaan dari siswa, atau pernyataan, atau bahkan akan lebih dinilai baik bila muncul cerita pengalaman dari siswa berkaitan dengan topik pelajaran.

Jadi, stimulus dan respon adalah hal yang tidak boleh dilupakan di dalam kelas.

Bagaimanapun caranya, sang guru haruslah mengemas pelajaran mereka agar dapat memunculkan kedua term ini dalam belajarnya.

Tetapi, bagaimana bila siswa itu pendiam dan tetap tidak memberikan respon apapun?

Ini sebuah praktik buruk.

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi siswa yang pendiam.

Gunakan Media Pembelajaran

Media pembelajaran tentu saja menjadi hal yang penting bagi seorang guru.

Tanpanya, pembelajaran itu akan terkesan monoton dan membosankan.

Jadi, mari gunakan media pembelajaran dalam menyampaikan pesan kepada peserta didik anda.

Praktik apa yang terbaik?

Seluruh yang ada dalam penglihatan dapat dijadikan media.

Jangan khawatirkan persoalan ini.

Tetapi, kreatifitas memanglah benar-benar dituntut untuk menciptakan media pembelajaran.

Bahkan, beberapa artikel memberikan pencerahan tentang bagaimana membuat media yang sederhana.

Anda dapat mencarinya melalui media internet.

Apakah media itu harus yang mahal?

Saya akan keliru bila menjawab "iya" untuk pertanyaan ini.

Media pembelajaran itu tidak terbatas.

Apa saja dapat dijadikan sebagai media.

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah mencoba menerapkannya.

Saya dan teman guru saya mengajak para siswa untuk keluar ruang kelas dan kami melihat banyak tanaman disekitar sekolah.

Teman saya menjelaskan tentang apa saja tumbuhan yang ada itu.

Tahukah anda apa yang terjadi?

Respon dari siswa itu meningkat.

Mulanya, ini hanya sebatas percobaan saya atas teori-teori yang ada.

Nyatanya, ini benar memberikan manfaat.

Bayangkan bila siswa anda bertanya tentang:

Tumbuhan apakah itu bu?

Itu keberhasilan mengajar anda dan saya meliahtnya.

Tetapi, saya berikan sebuah pesan singkat untuk hal ini.

Jangan berlebihan.

Gunakan waktu yang tepat dan tidak monoton.

Lakukan dengan variatif dengan mengkombinasikan bahan lainnya.

Singkatnya: Media pembelajaran tidak selalu bercerita tentang harga yang mahal.

Alam yang ada di sekitar lokasi belajar, juga dapat dijadikan sebagai media.

Tidak sulit, tetapi ini membutuhkan perhatian.

Awali Dengan Menanyakan Kabar

Ini praktik yang baik.

Tahun yang lama dulu, saya mengalaminya dalam kelas.

Saat saya duduk dibangku sekolah, saya sering ditanyakan soal kabar.

Sekarang, saya menerapkannya kembali pada siswa.

Walau ini cara yang kuno, tetapi tetap efektif bila diterapkan.

Guru dapat menanyakan kabar saat membuka pelajaran.

Awalan ini adalah baik.

Disini, para siswa itu akan membuka mulutnya, dan mengeluarkan suara untuk menjawab pertanyaan.

Lakukanlah setiap kali tatap muka itu dimulai dan lihat hasilnya hingga beberapa waktu kedepan.

Tanyakan Tentang Poin Tertentu

Mungkin ini adalah langkah yang memang selalu dijumpai.

Disini, hanya membutuhkan sebuah penekanan.

Penjelasan akan lebih baik bila dilakukan secara terstruktur.

Itu bagian dari pentingnya Rencana Praktik Pembelajaran (RPP) bagi seorang guru.

Membagi materi dengan beberapa tahapan penjelasan adalah langkah yang logis.

Seseorang akan lebih mendapatkan informasi yang berguna, bila dijelaskan berdasarkan step by step.

Bagilah materi pelajaran itu menjadi beberapa bagian, dan terangkanlah sebagaimana mestinya.

Poin pentingnya: Saat penjelasan tentang satu poin materi,

0 komentar